.

24 September 2011

Puasa Syawal Itu Tanda Cinta

Sesungguhnya puasa Syawal adalah tanda cinta. Yaitu kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Allah yang menciptakan kita dan Allah pula yang menetapkan Ramadhan. Ia Maha Mengetahui segala apa yang diciptakan-Nya. Bahwa tidak sedikit hamba-Nya yang masih merindukan amal-amal terutama ibadahmahdah yang telah familiar bahkan menjadi habitual activity selama Ramadhan.
Ia Maha Mengetahui pula bahwa ada sekelompok orang hamba-Nya yang masih ingin mengecap manisnya Ramadhan, masih berkenan untuk terlena dalam lindungan kasih sayang yang melimpah dari-Nya, masih enggan merelakan kepergian bulan suci Ramadhan, pun masih berkeinginan melanjutkan agenda-agenda kesalehan itu. Utamanya amal saleh yang paling membekas di bulan Ramadhan sudah tentu ialah puasa di siang hari. Maka dari itu Allah menyediakan puasa Syawal ini sebagai lahan ibadah lanjutan pasca Ramadhan. Sebagai pengobat kerinduan hamba-Nya yang beriman atas kepergian Ramadhan. bagi kita semestinya puasa Syawal adalah rahmat Allah yang harus diraih. Sesuai dengan arti dari Syawal yaitu peningkatan maka meningkat pulalah keseriusan ibadah kita, meningkat semangat mengingat Allah. meningkat kuantitas dan kualitas keimanan kita. serta meningkat pulalah keseriusan dalam ber-Islam.
Di samping itu, puasa Syawal juga dapat menggambarkan wujud cinta seorang hamba kepada Allah. Yaitu sebagai balasan dari kita para hamba-Nya atas cinta yang telah Allah tawarkan pada kita umat Islam. Kesediaan menjalankan puasa Syawal ialah implementasi dari rasa cinta seorang hamba kepada Allah Sang Pencipta. Jika Allah Yang Maha Kuasa saja telah “menyatakan cinta-Nya” pada para hamba-Nya, menyediakan lahan ibadah dengan imbalan limpahan pahala, apakah kita tega menolaknya.
Pertanda dari rasa cinta ialah selalu memikirkan yang dicintainya. Tak benar jika orang mengaku cinta namun jarang memikirkan yang dicintai. Mengaku mencintai maka mau saja menuruti apa yang diinginkan oleh si kekasih. Maka dari itu cinta yang tersalurkan dengan benar akan mendapat “dukungan” dari Allah SWT. Sebab ketika jalan yang ditempuh dalam mengimplementasikan cinta itu tak menyalahi kehendak-Nya berarti Allah telah meridhoinya. Akan Allah beri kemudahan dalam urusan-urusan dunia maupun akhirat, sebagai balasan atas kepatuhan pada-Nya. Saya yakin kita semua jika ditanya perihal kecintaan pada Allah tak akan ada satu pun yang tak mengaku cinta.
Mari tanyakan pada diri: sudahkah kita mewujudkan pengakuan cinta pada-Nya? Nyatakan cinta itu dengan Puasa Syawal. Mari tingkatkan kecintaan pada-Nya. Mari segera, bulan Syawal tinggal beberapa hari lagi. (Ahada Ramadhana, Kaderisasi Centris)

0 comment:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes